ID
Dalam kitab Al-Idhah fi Manasikil Hajj wal Umrah, ada 8 adab kepulangan dari ibadah haji, diantaranya berikut ini:
Membaca doa perjalanan pulang
آيبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ، سَاجِدُوْنَ لِرَبِنَا حَامِدُوْن’ yibûna, tâ ibûn, ’âbidûn, sâjidûn li rabbinâ hâmidûn.
Artinya, "(Kami) pulang, bertobat, menyembah, dan memuji Tuhan kami."
Memberikan kabar kepulangan pada keluarga dan orang terdekat
...
Kitab ini menyarankan jemaah haji mengutus orang untuk memberi tahu keluarga mengenai kepulangan jemaah haji agar tidak membuat mereka terkejut.
Hal ini bisa dilakukan dengan mudah melalui berbagai jenis alat komunikasi.
Membaca doa memasuki kampung halaman
أسألُكَ خَيرْها وَخَيرْ أهلها وَخَيرْ ما فِيها وأعُوذُ بِكَ مِنْ شَرّها وَشَرّ أهلها وَشَرّ مَا فِيهَا باسْمِ اللّهِ الاهُم
Bismillâh allâhumma innî as-aluka khaira hâdzihi-s-sûqi wa khaira mâ fihâ wa a’ûdzubika min syarrihâ wa syarri mâ fihâ. Allâhumma innî a’ûdzubika an ushîba fihâ yamînan fâjiratan au shafqatan khâsiratan.
Artinya, "Dengan nama Allah, ya Allah, aku memohon kebaikan dari pasar ini dan kebaikan dari apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung dari keburukan pasar ini dan keburukan apa yang ada di dalamnya. Ya Allah, aku berlindung dari sumpah palsu dan transaksi yang merugikan."
Usahakan pulang pada siang hari
Jika memungkinkan, jemaah haji disarankan untuk masuk ke rumah pada siang hari. Namun, bagi jemaah yang tiba pada malam hari, diperbolehkan langsung masuk ke rumah. Ustadz Alhafidz menjelaskan, menurut Syekh Ibnu Hajar hal ini berlaku bagi mereka yang memiliki istri atau keluarga.
Shalat dua rakaat di masjid terdekat
Jemaah haji dianjurkan untuk mencari masjid terdekat untuk melaksanakan shalat dua rakaat.
Setelah itu, jemaah bisa pulang ke rumah dan melaksanakan shalat dua rakaat lagi. Hal ini sebagai bentuk syukur kepada Allah atas keselamatan dan keberhasilan dalam menunaikan ibadah haji.
Mendoakan jamaah haji yang baru pulang
Keluarga dan orang yang menyambut jamaah haji dianjurkan mendoakan dengan doa:
قَبَِّلَ اللهُ حَجَّكَ، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَأَخْلَفَ نَفَقَتَكَ
Artinya, "Semoga Allah menerima ibadah hajimu, mengampuni dosamu, dan mengganti pengeluaranmu."
Ucapkan permohonan taubat
Berikut adalah permohonan taubat yang diucapkan Rasulullah saw sebelum masuk rumah dan menemui keluarganya:
تَوْبًا تَوْبًا، لِرَبَنَا أَوْبًا، لاَ يُغَادِرُ حُوْبًا
Tauban, tauban, li rabbinâ awban, lâ yughâdiru hûban.
Artinya, "Kami sungguh memohon pertobatan.
Kepada Tuhan kami, kami kembali, tobat yang tidak menyisakan dosa."
Berusaha menjadi lebih baik
Jamaah haji dianjurkan berupaya menjadi pribadi yang lebih baik setelah menunaikan ibadah haji, baik dalam hal kuantitas dan terpenting adalah kualitas hubungan dengan Allah (hablum minallah) dan hubungan sesama manusia (hablum minan nas).
Secara bahasa, haji mabrur merupakan haji yang baik atau diterima oleh Allah SWT.
Sedangkan dalam istilah syar’i, diartikan sebagai haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuak Allah dan Rasul-Nya, dengan memenuhi syarat, rukun, kewajiban, dan menghindari hal yang dilarang (muharramat) dengan sungguh-sungguh dan penghayatan, didorong dengan iman dan semata-mata untuk memperoleh ridha Allah SWT.
Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW menjelaskan pahala atau balasan bagi jamaah haji yang mabrur.
الحْج المبرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءُ إِلاَّ الجْدَّ
Artinya, "Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga," (HR Bukhari).
Predikat mabrur adalah hak prerogatif Allah SWT yang diberikan kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Namun, seseorang yang meraih haji mabrur pasti menunjukkan ciri-ciri tertentu. Rasulullah SAW pernah memberikan petunjuk tentang tanda-tanda yang dimiliki oleh mereka yang mendapatkan predikat haji mabrur.
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya.
فقالوا يا رسول الله، ما الحج المبرور؟ قال: إطعام الطعام، وإفشاء السلام
Artinya, “Para Sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur?’ Rasulullah menjawab, ‘Memberikan makanan dan menebarkan kedamaian.’”
Meskipun hadis ini dinyatakan munkar syibhul maudhu’ oleh Abu Hatim dalam kitab Ibl al Hatim, ada riwayat lain yang ma’ruf dan didukung oleh banyak syawahid. Bahkan, hadis ini dinyatakan Shahihul Isnad oleh Al-Hakim dalam kitab Mustadrak-nya, meskipun tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Hal ini juga dikutip oleh Imam Badrudin Al-Aini dalam Umdatul Qari-nya.
سئل النبي صل الله عليه و سلم عن الحج المبرور فقال: إطعام الطعام، وطيب الكلام، و قال الحاكم هذا حديث صحيح الإسناد و لم يخرجاه
Artinya, “Rasulullah SAW ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah kemudian berkata, ‘Memberikan makanan dan santun dalam berkata.’ Al-Hakim berkata bahwa hadis ini sahih sanadnya tetapi tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.”
Berdasarkan dua hadis di atas, terdapat tiga tanda yang menunjukkan mabrurnya haji seseorang:
1. Tutur kata yang santun (thayyibul kalam).
2. Menebarkan kedamaian (ifsya’us salam).
3. Memiliki kepedulian sosial, seperti memberi makan kepada orang yang lapar (ith’amut tha’am).
Dari ketiga tanda tersebut, dapat disimpulkan bahwa predikat mabrur diraih oleh seorang yang melaksanakan haji tidak hanya berdampak positif pada dirinya sendiri, tetapi juga berpengaruh terhadap kehidupan sosial disekitarnya.
Wujudkan impian Haji dengan booking mudah dan aman di Treetan. Daftar sekarang dan dapatkan layanan terbaik!